Orang-orang cenderung membaca informasi yang memang sesuai dengan apa yang mereka yakini sedari awal, sejelek apapun tulisan itu diciptakan oleh provokator
Hoaks dan ujaran kebencian yang sekarang kian marak beredar di berbagai media sosial atau jejaring sosial tidak hanya bisa memprovokasi dan menimbulkan perpecahan dan konflik, tetapi juga pada berdampak buruk bagi psikologis, sosial, bahkan fisik masyarakat.
"Karena itu, psiko-edukasi dan kampanye sebar cinta dan damai di medsos seperti ajakan #HateFreeDay harus terus digaungkan untuk menciptakan suasana aman, damai, dan nyaman, terutama pada tahun politik sekarang ini," kata psikolog anak dan keluarga, Maharani Ardi Putri, di Jakarta, Jumat (18/1).
Psiko edukasi bisa dilakukan dalam banyak hal, yakni bisa melalui iklan layanan masyarakat, menggunakan brosur yang disebarkan atau diviralkan melalui medsos dan sebagainya," katanya.
Jadi, menurut Maharani, hal-hal yang negatif itu juga harus dilawan dengan hal-hal yang positif.
"Kita juga harus lebih menonjolkan berita-berita baik sehingga masyarakat sadar masih banyak hal-hal baik daripada hal-hal buruk yang sudah mereka baca," sambungnya.
Menurut dia, hoaks dan ujaran kebencian di medsos menjadi masalah besar bagi bangsa ini. Ketika seseorang membaca berita hoaks secara psikologis akan terpengaruh, merasa kecewa, takut, dan benci terhadap orang yang dibicarakan dalam hoaks. Padahal, semuanya tidak benar. Lalu, untuk orang yang dibicarakan dalam berita hoaks itu bisa timbul perasaan malu, marah, bahkan traumatis.
"Jadi dampak psikologisnya bisa jadi pada orang yang dituju atau juga pada orang yang membaca berita hoaks tersebut," kata Maharani yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila ini.
Hoaks, lanjut Maharani, juga berdampak sosial. Ketika hoaks itu menjadi viral, apalagi ditimpali ujaran-ujaran kebencian, maka secara sosial perilaku yang bersangkutan pun ikut menjadi berubah. Tak hanya itu, katanya, penyebaran hoax dan ujaran kebencian juga memiliki dampak secara fisik, yaitu ketika orang menjadi merasa sedih dan depresi karena membaca informasi tersebut.
Orang juga bisa kemudian takut untuk keluar rumah atau takut melakukan sesuatu karena berita-berita hoaks yang dia baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar