Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi, Kamis (7/2), dalam acara Forum Cyber Corner, di Jakarta Selatan
Djoko Setiadi selaku Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) secara resmi memperkenalkan situs Honeynet BSSN pada Kamis (7/2) dalam acara Forum Cyber Corner di Jakarta Pusat.
“Sebagai bentuk respon terhadap keamanan siber Indonesia, pada 2018 BSSN membentuk kerjasama dengan Honeynet Indonesia,” ujar Kepala BSSN, Djoko Setiadi.
Djoko Setiadi mengungkapkan situs Honeynet BSSN merupakan hasil kerjasama pihaknya dengan Indonesia Honeynet Project yang dapat memberikan informasi mengenai serangan siber khususnya malware secara realtime.
“Ancaman siber memiliki spektrum yang sangat lebar, salah satu ancaman terbesar adalah malware. Awalnya, dibuat sebagai lelucon, dan tidak menghancurkan. Tapi kini didesain untuk mengincar data di perangkat pengguna. Berkaca dari itu, dibutuhkan sistem deteksi melalui sistem Honeynet,” ujarnya.
Situs Honeynet tersebut menampilkan data dari hasil deteksi sistem Honeypot yang memang dirancang menarik hacker untuk menyerang sistemnya.
Sistem tersebut mendeteksi dan merekam kegiatan serangan malware, kemudian rekaman tersebut akan disimpan dan dipelajari untuk melakukan langkah pencegahan.
Direktur Deteksi Ancaman BSSN, Sulistyo menuturkan, dengan adanya Honeynet, pihaknya memiliki bank data serangan malware yang masuk ke Indonesia dan bisa diteliti untuk mendeteksi serangan selanjutnya.
“Jadi gini, kalau kita punya bank data dari malware yang masuk ke Indonesia, maka kita kemudian mampu melihat potensi-potensi serangan malware yang mungkin terjadi di Indonesia,” kata Sulistyo.
Lebih lanjut Sulistyo mengungkapkan, bank data yang dihasilkan dari hasil deteksi Honeynet dapat dijadikan sebagai pusat riset malware.
“Di satu sisi bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuaan kita untuk memproteksi dan mendeteksi malware. Di sisi lain bisa jadi malware itu digunakan untuk kemanfaatan lain,” ungkapnya.
Sumber: Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar